HUKUM OHM
Ohm yang dimaksud diatas bukan om om biasa tetapi Ohm yang luar biasa.
Ohm diambil dari nama tokoh fisika George Simon Ohm. Dia merupakan
ilmuan yang berhasil menentukan hubungan antara beda potensial dengan
arus listrik. Selain tiu dia juga menenmukan bahwa perbandingan antara
beda potensial di suatu beban listrik dengan arus yang mengalir pada
beban listrik tersebut menghasilkan angka yang konstan. Konstanta ini
kemudian di kenal dengan Hambatan listrik (R). Untuk menghargai jasanya
maka satuan Hambatan listrik adalah Ohm (Ω).
Bunyi hukum Ohm hampir setiap buku berbeda beda, mungkin karena Mbah Ohm
udah keduluan meninggal. Tetapi secara garis besar semuanya hampir
sama, dari hasil semedi sambil membaca buku fisika penulis dapat
merangkum ada 2 bunyi hukum Ohm yaitu :
1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda
potensial (Tegangan). Untuk sementara tegangan dan beda potensial
dianggap sama walau sebenarnya kedua secara konsep berbeda. Secara
matematika di tuliskan I ∞ V atau V ∞ I, Untuk menghilangkan
kesebandingan ini maka perlu ditambahkan sebuah konstanta yang kemudian
di kenal dengan Hambatan (R) sehingga persamaannya menjadi V = I.R.
Dimana V adalah tegangan (volt), I adalah kuat arus (A) dan R adalah
hambatan (Ohm).
2. Perbandingan antara tegangan dengan kuat arus merupakan suatu
bilangan konstan yang disebut hambatan listrik. Secara matematika di
tuliskan V/I = R atau dituliskan V = I.R.
Keduanya menghasilkan persamaan yang sama, tinggal anda menyukai dan
menyakini yang mana silakan pilih saja karena keduanya benar dan ada
buku literaturnya.
Fungsi utama hukum Ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan
tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu
hambatan beban listrik tanpa menggunakan Ohmmeter. Kesimpulan akhir
hukum Ohm adalah semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus
yang dihasilkan. Kemudian konsep yang sering salah pada siswa adalah
hambatan listrik dipengaruhi oleh besar tegangan dan arus listrik.
Konsep ini salah, besar kecilnya hambatan listrik tidak dipengaruhi oleh
besar tegangan dan arus listrik tetapi dipengaruhi oleh panjang
penampang, luas penampang dan jenis bahan.
Konsep Hambatan Listrik
Misalkan kita punya sebatang kawat, maka didalam kawat itu sebenarnya
punya jutaan elektron yang bergerak secara acak dengan kelajuan 10
pangkat 5 m/s. Wah cepat banget ya, itu katanya Prof. Yohanes surya,
saya juga belum lihat elektron. Karena yang bilang Prof ya percaya aja.
Ketika kawat ini tidak kita hubungkan dengan sumber tegangan maka
elektron akan bergerak disekitar tempat nya saja, dia tidak akan bisa
jauh-jauh dari tempatnya semula. Kenapa kok begitu? Karena disekitarnya
berdesak – desakan dengan elektron lain dan juga ada pengaruh gaya ikat
inti (katanya para ahli).
Bagaimana jika kawat tersebut kita hubungkan dengan sumber tegangan maka
elektron mulai mengalir (bukan bergerak ditempatnya lho) dengan
kelajuan 1 mm/s. Kok bisa mengalir? konon katanya energi yang diperoleh
dari sumber tegangan digunakan elektron untuk berpindah, dan saat
berpindah elektron juga mengeluarkan energi (baca fisika zat padat).
Dalam perjalanannya elektron juga mendapat halangan elektron – elektron
yang lain. Besarnya halangan yang dialami elektron inilah yang disebut
dengan hambatan listrik suatu benda.
Seperti penjelasan awal tadi Hambatan dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu
panjang, luas dan jenis bahan. Hambatan berbading lurus dengan panjang
benda, semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu benda. Hambatan
juga berbading terbalik dengan luas penampang benda, semakin luas
penampangnya maka semakin kecil hambatannya.. Inilah alasan mengapa
kabel tiang listrik dibuat besar-besar, tujuannya adalah untuk
memperkecil hambatan sehingga tegangan bisa mengalir dengan mudah.
Hambatan juga berbanding lurus dengan jenis benda (hambatan jenis)
semakin besar hambatan jenisnya maka semakin besar hambatan benda itu.
Secara matematika dapat dituliskan : R = ρ.L/A
Dimana ρ adalah hambatan jenis (ohm/m)
L adalah panjang benda (m)
A adalah lDari sebuah percobaan yang dilakukan untuk mengetahui hubungan
antara kuat arus, tegangan dan tahanan listrik, ternyata bahwa :
1. Bila dialirkan arus listrik melalui suatu kawat penghantar tertentu :
* diberikan tegangan yang besar, maka kuat arusnya besar
* diberikan tegangan yang kecil, maka kuat arusnya kecil
2. Bila percobaan dilakukan dengan suatu tegangan tertentu :
* dipergunakan kawat penghantar yang tahanannya kecil (kawat berpenampang besar), maka kuat arusnya besar.
* dipergunakan kawat penghantar yang tahanannya besar (kawat bernampang kecil) maka kuat arusnya kecil.
Rumusan hasil percobaan tersebut adalah :
Kuat arus listrik yang mengalir dalam penghantar berbanding lurus
dengan tegangannya dan berbanding terbalik dengan tahanannya.
Dalam bentuk rumus dituliskan :
I = V/R atau V = I x R atau R = V / I
Yang
pertama kali menemukan hubungan antara kuat arus, tegangan dan tahanan,
adalah seorang yang bernama George Simon Ohm. Hasil kesimpulannya
tersebut selanjutnya dikenal dengan nama Hukum Ohm . Dengan hukum Ohm
dapat diperhitunglan besarnya kuat arus, tegangan dan tahanan.
Ini adalah sebuah gambar diagram yang dapat dipergunakan sebagai rujukan untuk perhitungan:
Keterangan :
V --> Tegangan dengan satuan Volt
I --> Arus dengan satuan Ampere
R --> Tahanan dengan satuan Ohm
P --> Daya dengan satuan Watt
Pengertian Tegangan, Arus dan Tenaga pada aliran listrik
Listrik adalah sesuatu yang sangat vital
bagi kehidupan manusia. Bahkan manusai dan listrik tidak bisa
terpisahkan. Arus dan tegangan listrik juga nerupakan 2 hal yang sangat
familiar di bidang listrik. Namun, walaupun demikian banyak diantara
kita yang belum mengerti betul tentang pengertian dan definisi arus dan
tegangan listrik. Dibwah ini akan dijelaskan beberapa penegrtian dan
definisi dari arus dan tegangan listrik dari beberapa sumber.
* ARUS LISTRIK
-
Arus listrik adalah muatan listrik yang mengalir atau berpindah tempat
-
Arus listrik adalah aliran muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu
-
Arus listrik adalah aliran muatan listrik yang bergerak (mengalir) dalam suatu penghantar
-
Arus listrik adalah aliran partikel - partikel bermuatan listrik sebagai akibat adanya beda potensial
-
Arus listrik adalah aliran muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik tertutup, yang didalamnya terdapat sumber tegangan
-
Arus listrik merupakan aliran muatan listrik positif dari potensial tinggi ke potensial rendah
-
Arus listrik merupakan aliran muatan positif dan disebut arus konvensional - arahnya berlawanan dengan arus riil
* TEGANGAN LISTRIK
-
Tegangan listrik merupakan ukuran beda
potensial yang mampu membangkitkan medan listrik sehingga menyebabkan
timbulnya arus listrik dalam sebuah konduktor listrik
-
Tegangan listrik adalah dorongan yang ditimbulkan oleh sumber listrik
-
Tegangan listrik adalah potensial listrik akhir dikurangi potensial listrik awal atau selisih antara potensial listrik
-
Tegangan listrik adalah perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dinyatakan dalam satuan volt
Tenaga listrik adalah tingkat di mana energi listrik yang ditransfer
oleh sebuah sirkuit listrik. Satuan SI untuk daya adalah watt, satu
joule per detik.
Tenaga listrik, seperti daya mekanik,
dilambangkan oleh huruf P dalam persamaan listrik. Watt adalah istilah
yang digunakan dalam bahasa sehari-hari berarti "tenaga listrik dalam
watt."
Arus searah
Dalam rangkaian resistif langsung arus, daya listrik dihitung menggunakan hukum Joule:
P = IV
di mana P adalah daya listrik, beda potensial V, dan aku arus listrik.
Arus bolak-balik
Dalam sirkuit bolak-balik saat ini, terdapat unsur-unsur penyimpanan
energi seperti induktansi dan kapasitansi dapat mengakibatkan pembalikan
berkala terhadap arah aliran energi. Bagian dari arus kekuatan itu,
rata-rata selama siklus lengkap gelombang AC, hasil bersih dalam
transfer energi dalam satu arah dikenal sebagai daya nyata (juga disebut
sebagai daya aktif). Sebagian dari aliran daya karena energi yang
tersimpan, yang kembali ke sumber di setiap siklus, dikenal sebagai daya
reaktif.
Hubungan antara daya nyata, daya reaktif dan daya
nyata dapat dinyatakan dengan mewakili jumlah sebagai vektor. Daya nyata
direpresentasikan sebagai vektor horizontal dan daya reaktif
direpresentasikan sebagai vektor vertikal. Vektor daya nyata adalah sisi
miring pada segitiga siku-siku yang dibentuk dengan menghubungkan
vektor daya nyata dan reaktif.
Daya listrik mengalir di manapun
terdapat medan listrik dan magnetik ada bersama-sama dan berfluktuasi di
tempat yang sama. Contoh paling sederhana dari hal ini adalah dalam
rangkaian listrik, sebagai bagian sebelumnya menunjukkan. Dalam kasus
umum, bagaimanapun, persamaan sederhana P = IV harus diganti dengan
perhitungan yang lebih kompleks, integral dari produk silang dari vektor
medan listrik dan magnetik di daerah tertentu.
Pengertian Resistor Atau Tahanan
Resistor (Tahanan) :
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang
didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan
listrik di antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi
berbanding dengan arus yang mengalir, berdasarkan hukum Ohm:
Atau
Cara mencarinya :
1. Jika ingin mencari I, maka tutup saja I dengan tangan atau kertas, maka Anda akan melihat V/R (V bagi R)
2. Jika ingin mencari R, maka tutup saja R dengan tangan atau kertas, maka Anda akan melihat V/I (V bagi I)
3. Jika ingin mencari V, maka tutup saja V dengan tangan atau kertas, maka Anda akan melihat I * R (I kali R)
Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik dan sirkuit elektronik,
dan merupakan salah satu komponen yang paling sering digunakan. Resistor dapat
dibuat dari bermacam-macam kompon dan film, bahkan kawat resistansi (kawat yang
dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya
listrikyang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu, desah listrik,
dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung
pada desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan
kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
SATUAN RESISTOR
Ohm (simbol: Ω adalah
satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm.
Satuan yang digunakan prefix :
- Ohm = Ω
- Kilo Ohm = KΩ
- Mega Ohm = MΩ
- KΩ = 1000Ω
- MΩ = 1000000Ω
Komposisi karbon
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif
berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan
resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas
mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar
ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat
dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan isolator
(biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran.
Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan
isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an,
tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai
karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan
(resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih),
dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi
lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi
rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah diberikan
tegangan lebih ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal. Resistansinya
berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
Film karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator, dan
potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit.
Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon
(antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar. Resistor
film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C. Resistansi
tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat bekerja pada
suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja
maksimum 200 hingga 600 v.
Film logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam paduan
khusus setebal beberapa mikrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas terbaik.
Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah koefisien
temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat rendah.
Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi
±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban
0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42dB, koefisien tegangan
0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF.
Penandaan resistor
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan
resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar
untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan
terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat,
biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua
atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat
untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada
salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit
ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua
digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor
dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas
(±5%) pada ujung lainnya.
Identifikasi empat pita
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan.
Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua
pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan
faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan
pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang terdapat pita
kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan
sistem lima
warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%.
Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan
pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita
ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56,
sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan
nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%.
Warna
|
Pita pertama
|
Pita kedua
|
Pita ketiga
(pengali)
|
Pita keempat
(toleransi)
|
Pita kelima
(koefisien suhu)
|
Hitam
|
0
|
0
|
× 100
|
|
|
Cokelat
|
1
|
1
|
×101
|
± 1% (F)
|
100 ppm
|
Merah
|
2
|
2
|
× 102
|
± 2% (G)
|
50 ppm
|
Oranye
|
3
|
3
|
× 103
|
|
15 ppm
|
Kuning
|
4
|
4
|
× 104
|
|
25 ppm
|
Hijau
|
5
|
5
|
× 105
|
± 0.5% (D)
|
|
Biru
|
6
|
6
|
× 106
|
± 0.25% (C)
|
|
Ungu
|
7
|
7
|
× 107
|
± 0.1% (B)
|
|
Abu-abu
|
8
|
8
|
× 108
|
± 0.05% (A)
|
|
Putih
|
9
|
9
|
× 109
|
|
|
Emas
|
|
|
× 10-1
|
± 5% (J)
|
|
Perak
|
|
|
× 10-2
|
± 10% (K)
|
|
Kosong
|
|
|
|
± 20% (M)
|
|
Identifikasi lima pita
Identifikasi lima
pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk
memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga
resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi.
Resistor lima
pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan,
biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah
toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu.
Resistor pasang-permukaan
Gambar ini menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri
atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering
digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang
resistor.
Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang
mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode
tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka
ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh:
"334"
|
= 33 × 10.000
ohm = 330 KOhm
|
"222"
|
= 22 × 100 ohm
= 2,2 KOhm
|
"473"
|
= 47 × 1,000
ohm = 47 KOhm
|
"105"
|
= 10 × 100,000
ohm = 1 MOhm
|
Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh:
"100"
|
= 10 × 1 ohm =
10 ohm
|
"220"
|
= 22 × 1 ohm =
22 ohm
|
Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau
"22" untuk mencegah kebingungan.
Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak
titik desimal. Contoh:
"4R7"
|
= 4.7 ohm
|
"0R22"
|
= 0.22 ohm
|
"0R01"
|
= 0.01 ohm
|
Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit
pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh:
"1001"
|
= 100 × 10 ohm
= 1 kohm
|
"4992"
|
= 499 × 100
ohm = 49,9 kohm
|
"1000"
|
= 100 × 1 ohm
= 100 ohm
|
"000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga
untuk resistor nol ohm
Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai.
Penandaan tipe
industri
Format: XX
YYYZ
X: kode tipe
Y: nilai
resistansi
Z: toleransi
Rating Daya pada 70 °C
|
Kode Tipe
|
Rating Daya (Watt)
|
Teknik MIL-R-11
|
Teknik MIL-R-39008
|
BB
|
⅛
|
RC05
|
RCR05
|
CB
|
¼
|
RC07
|
RCR07
|
EB
|
½
|
RC20
|
RCR20
|
GB
|
1
|
RC32
|
RCR32
|
HB
|
2
|
RC42
|
RCR42
|
GM
|
3
|
-
|
-
|
HM
|
4
|
-
|
-
|
Kode
Toleransi
|
Toleransi
|
Teknik
Industri
|
Teknik MIL
|
±5%
|
5
|
J
|
±20%
|
2
|
M
|
±10%
|
1
|
K
|
±2%
|
-
|
G
|
±1%
|
-
|
F
|
±0.5%
|
-
|
D
|
±0.25%
|
-
|
C
|
±0.1%
|
-
|
B
|
Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas
industri dan kelas militer.
Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C
Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C
hingga 85 °C)
Kelas militer: −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C
hingga 275 °C)
Macam-macam resistor, resistor hanya ada 2 macam, jenis-jenis resistor, resistor hanya ada 2 jenis.
Pada dasarnya, resistor hanya ada dua macam, yakni resistor tetap (
fixed resistor) dan resistor tidak tetap (
variable resistor).
Resistor |
Resistor Tetap (Fixed Resistor):
1. Resistor Kawat
2. Resistor Batang Karbon
3. Resistor Keramik atau Porselin
4. Resistor Film Karbon
5. Resistor Film Metal
|
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor):
1. Potensiometer
2. Potensiometer Geser
3. Trimpot
4. NTC dan PTC
5. LDR
|
Untuk resistor tetap, ciri - cirinya adalah nilai resistansinya tidak
dapat diubah - ubah karena pabrik pembuatnya telah menentukan nilai
tetap dari resistor tersebut. Sedangkan, untuk
variable resistor,
ciri - cirinya adalah nilai resistansinya dapat berubah-ubah, bisa jadi
dirubah dengan sengaja atau berubah sendiri karena pengaruh lingkungan.
Dengan demikian, sebagian resistor variabel dapat kita tentukan besar
resistansinya.
Macam - macam resistor tetap (fixed resistor):
1. Resistor Kawat |
| Resistor
kawat adalah jenis resistor generasi pertama yang lahir pada saat
rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa (vacuum tube).
Bentuknya bervariasi dan memiliki ukuran yang cukup besar. Resistor
kawat ini biasanya banyak dipergunakan dalam rangkaian power karena
memiliki resistansi yang tinggi dan tahan terhadap panas yang tinggi.
Jenis lainnya yang masih dipakai sampai sekarang adalah jenis resistor
dengan lilitan kawat yang dililitkan pada bahan keramik, kemudian
dilapisi dengan bahan semen. Rating daya yang tersedia untuk resistor
jenis ini adalah dalam ukuran 1 watt, 2 watt, 5 watt, dan 10 watt.
Ilustrasi dari resistor kawat dapat dilihat pada gambar di samping. |
2. Resistor Batang Karbon (Arang) |
| Pada
awalnya, resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi
lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk
gelang dan pembacaannya dapat dilihat pada tabel kode warna. Jenis
resistor ini juga merupakan jenis resistor generasi awal setelah adanya
resistor kawat. Sekarang sudah jarang untuk dipakai pada rangkaian –
rangkaian elektronika. Bentuk dari resistor jenis ini dapat dilihat pada
gambar di samping. |
3. Resistor Keramik atau Porselin |
| Dengan
adanya perkembangan teknologi di bidang elektronika, saat ini telah
dikembangkan jenis resistor yang terbuat dari bahan keramik atau
porselin. Kemudian, dengan perkembangan yang ada, telah dibuat jenis
resistor keramik yang dilapisi dengan kaca tipis. Jenis resistor ini
telah banyak digunakan dalam rangkaian elektronika saat ini karena
bentuk fisiknya kecil dan memiliki resistansi yang tinggi. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
4. Resistor Film Karbon |
| Resistor
film karbon ini adalah resistor hasil pengembangan dari resistor batang
karbon. Sejalan dengan perkembangan teknologi, para produsen komponen
elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan
karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung
terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk
kode warna. Resistor ini juga sudah banyak digunakan dalam berbagai
rangkaian elektronika karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki
resistansi yang tinggi. Namun, untuk masalah ukuran fisik, resistor ini
masih kalah jika dibandingkan dengan resistor keramik. Resistor ini
memiliki rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
Bentuk dari resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
5. Resistor Film Metal |
| Resistor
film metal dibuat dengan bentuk hampir menyerupai resistor film karbon.
Resistor tahan terhadap perubahan temperatur. Resistor ini juga
memiliki tingkat kepresisian yang tinggi karena nilai toleransi yang
tercantum pada resistor ini sangatlah kecil, biasanya sekitar 1% atau
5%. Jika dibandingkan dengan resistor film karbon, resistor film metal
ini memiliki tingkat kepresisian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
resistor film karbon karena resistor film metal ini memiliki 5 buah
gelang warna, bahkan ada yang 6 buah gelang warna. Sedangkan, resistor
film karbon hanya memiliki 4 buah gelang warna. Resistor film metal ini
sangat cocok digunakan dalam rangkaian – rangkaian yang memerlukan
tingkat ketelitian yang tinggi, seperti alat ukur. Resistor ini memiliki
rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt. Bentuk dari
resistor ini dapat dilihat pada gambar di samping. |
Macam - macam resistor variabel (variable resistor):
1. Potensiometer |
| Potensiometer
merupakan variable resistor yang paling sering digunakan. Pada umumnya,
potensiometer terbuat dari kawat atau karbon. Potensiometer yang
terbuat dari kawat merupakan potensiometer yang telah lama lahir pada
generasi pertama pada waktu rangkaian elektronika masih menggunakan
tabung hampa (vacuum tube). Potensiometer dari kawat ini memiliki bentuk
yang cukup besar, sehingga saat ini sudah jarang ada yang memakai
potensiometer seperti ini. Pada saat ini, potensiometer lebih banyak
terbuat dari bahan karbon. Ukurannya pun lebih kecil, namun dengan
resistansi yang besar. Gambar di samping adalah potensiometer yang
terbuat dari bahan karbon. Pada umumnya, perubahan resistansi pada
potensiometer terbagi menjadi 2, yakni linier dan logaritmik. Yang
dimaksud dengan perubahan secara linier adalah perubahan nilai
resistansinya sebanding dengan arah putaran pengaturnya. Sedangkan, yang
dimaksud dengan perubahan secara logaritmik adalah perubahan nilai
resistansinya berdasarkan perhitungan logaritmik. Pada umumnya,
potensiometer logaritmik memiliki perubahan resistansi yang cukup unik
karena nilai maksimal dari resistansi diperoleh ketika kita telah
melakaukan setengah kali putaran pada pengaturnya. Sedangkan, nilai
minimal diperoleh saat pengaturnya berada pada titik nol atau titik
maksimal putaran. Untuk dapat mengetahui apakah potensiometer tersebut
linier atau logaritmik, dapat dilihat huruf yang tertera di bagian
belakang badannya. Jika tertera huruf B, maka potensiometer tersebut
logaritmik. Jika huruf A, maka potensiometer linier. Pada umumnya, nilai
resistansi juga tertera pada bagian depan badannya. Nilai yang tertera
tersebut merupakan nilai resistansi maksimal dari potensiometer. |
2. Potensiometer Geser |
| Potensiometer
geser merupakan kembaran dari potensiometer yang telah dibahas di atas.
Perbedaannya adalah cara mengubah nilai resistansinya. Pada
potensiometer yang telah dibahas di atas, cara mengubah nilai
resistansinya adalah dengan cara memutar gagang yang muncul keluar.
Sedangkan, untuk potensiometer geser, cara mengubah nilai resistansinya
adalah dengan cara menggeser gagang yang muncul keluar. Bentuk dari
potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di samping. Pada umumnya,
bahan yang digunakan untuk membuat potensiometer ini adalah karbon.
Adapula yang terbuat dari kawat, namun saat ini sudah jarang digunakan
karena ukurannya yang besar. Pada potensiometer geser ini, perubahan
nilai resistansinya hanyalah perubahan secara linier. Bentuk
potensiometer geser dapat dilihat pada gambar di atas dengan komponen
yang ditengah. |
3. Trimpot |
| Trimpot
adalah kependekan dari Tripotensiometer. Sifat dan karakteristik dari
trimpot tidak jauh beda dengan potensiometer. Hanya saja, trimpot ini
memiliki ukuran yang jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan
potensiometer. Perubahan nilai resistansinya juga dibagi menjadi 2,
yakni linier dan logaritmik. Huruf B yang tertera pada trimpot
menyatakan perubahan nilai resistansinya secara logaritmik, sedangkan
huruf A untuk perubahan secara linier. Untuk mengubah nilai
resistansinya, kita dapat memutar lubang tengah pada badan trimpot
dengan menggunakan obeng. Bentuk trimpot dapat dilihat pada gambar di
samping. |
4. NTC dan PTC |
| NTC
(Negative Temperature Coefficient) dan PTC (Positive Temperature
Coefficient) merupakan resistor yang nilai resistansinya berubah jika
terjadi perubahan temperatur di sekelilingnya. Untuk NTC, nilai
resistansi akan naik jika temperatur sekelilingnya turun. Sedangkan,
nilai resistansi PTC akan naik jika temperatur sekelilingnya naik. Kedua
komponen ini sering digunakan sebagai sensor untuk mengukur suhu atau
temperatur daerah di sekelilingnya. Bentuk NTC dan PTC dapat dilihat
pada gambar di samping. |
5. LDR |
| LDR
(Light Dependent Resistor) merupakan resistor yang nilai resistansinya
berubah jika terjadi perubahan intensitas cahaya di daerah
sekelilingnya. Pada prinsipnya, intensitas cahaya yang besar mampu
mendorong elektron untuk menembus batas – batas pada LDR. Dengan
demikian, nilai resistansi LDR akan naik jika intensitas cahaya yang
diterimanya sedikit atau kondisi sekelilingnya gelap. Sedangkan, nilai
resistansi LDR akan turun jika intensitas cahaya yang diterimanya banyak
atau kondisi sekelilingnya terang. LDR sering digunakan sebagai sensor
cahaya, khususnya sebagai sensor cahaya yang digunakan pada lampu taman.
Bentuk LDR dapat dilihat pada gambar di atas. |
Posted by MohDuro
On
23 Juni, 2012
Pengertian Kapasitor / Kondensator Dalam Bidang Elektronika |
Kondensator / Capasitor pertama kali ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867) Kondensator (
Capasitor)
adalah komponen Elektronika yang dapat menyimpan energi di dalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidak seimbangan internal dari
muatan listrik.
Kondensator memiliki satuan yang disebut
Farad. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini.
Kondensator pertama kali disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan
Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), yaitu kemampuan
alat untuk menyimpan suatu muatan listrik.
Kebanyakan negara tidak menggunakan bahasa Inggris. Umumnya
negara-negara masih mengacu pada bahasa Italia "condensatore", seperti
bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
Kondensator diidentikkan
mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta
memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung. Gambar
dibawah adalah salah satu contoh condesator beserta simbolnya. Simbol
kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif) pada skema
elektronika.
|
Salah Satu JenisKondensator dan Simbol |
Sedangkan jenis
Kapasitor kebanyakan
nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau
negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat,
merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju yang sering
disebut kapasitor (capacitor), lihat gambar :
|
Salah Satu Jenis Kapasitor dan Simbol |
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara
tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini
kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling
dominan digunakan atau lebih sering didengar.
Pada saat ini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun
sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).
Satuan dalam kondensator disebut Farad. Satu Farad = 9 x 1011 cm² yang
artinya luas permukaan kepingan tersebut menjadi 1 Farad sama dengan 106
mikroFarad (µF), jadi 1 µF = 9 x 105 cm².
Satuan-satuan sentimeter persegi (cm²) jarang sekali digunakan karena kurang praktis, satuan yang banyak digunakan adalah :
- 1 Farad = 1.000.000 µF (mikro Farad)
- 1 µF = 1.000.000 pF (piko Farad)
- 1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
- 1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
- 1 pF = 1.000 µµF (mikro-mikro Farad)
dalam komponen elektronika bermacam-macam di antaranya adalah
kapasitor bipolar/
non polar dan capasitor polar (memiliki kutub -/+), walaupun kapasitor
ini sama-sama di gunakan untuk menyimpan muatan listrik, tapi banyak
perbedaan diantara dua macam capasitor ini, baik dari bahan yang
digunakan untuk membuat capasitor tersebut maupun dalam kegunaannya.
Jenis-jenis kapasitor
juga dapat di bedakan berdasarkan dari bahan dielektriknya. Bahan
dielektrik dapat di bedakan menjadi beberapa bagian, yaitu jenis-
jenis kapasitorPengertian Kapasitor
keramik, elektrolit (Elco), tantalum, Multilayer, Polyester
Film, Electric Double, (Super Capacitor), Trimmer dan kapasitor Tuning.
Kapasitor keramik adalah kapasitor yang dibuat
dengan bahan dasar keramik yang di gunakan untuk media penyimpan arus.
Cara memasangnya adalah di letakan diantara dua pin kaki
kapasitor tersebut sedemikian rupa sehingga dapat menyimpan arus
listrik.
Di bawah ini adalah gambar kapasitor dan jenis-jenis kapasitor :
Kapasitor tantalum merupakan jenis-jenis kapasitor elektrolit yang
elektrodanya terbuat dari material tantalum. Komponen ini memiliki
polaritas, cara membedakannya dengan mencari tanda atau tanda lainya
yang ada pada bodi kapasitor, tanda ini menyatakan bahwa pin dibawahnya
memiliki polaritas positif.
Sedangkan
jenis-jenis kapasitor Multilayer
terbuat dari bahan material, kapasitor ini sama dengan kapasitor
keramik, bedanya hanya terdapat pada jumlah lapisan yang menyusun
dielektriknya. Pada jenis ini dielektriknya disusun dengan banyak
lapisan atau biasanya disebut dengan layer dengan ketebalan 10 samapi
dengan 20 μm dan pelat elektrodanya dibuat dari logam yang murni. Selain
itu ukurannya kecil dan memiliki karakteristik suhu yang lebih bagus
daripada kapasitor keramik.
Fungsi kapasitor pada suatu rangkaian juga mempunyai maksud dan tujuan di antaranya, sebagai, penghubung (
coupling) yang menghubungkan masing-masing bagian dalam suatu rangkaian, memisahkan arus bolak-balik dari arus searah, sebagai
filter yang dipakai pada
rangkaian catu dayaRangkaian Adaptor, sebagai pembangkit frekuensi dalam rangkaian pemancar dan untuk menghemat daya listrik dalam rangkaian lampu TL.
Demikian penjelasan terbaru mengenai
Jenis-Jenis Kapasitor,
semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang mencari informasi
tentang Kapasitor. Untuk mengetahui tentang komponen kapasitor, anda
bisa baca juga artikel terbaru kami lainnya mengenai
Pengertian Kapasitor dan
Fungsi Kapasitor.
Cara menentukan Nilai Resistor dari Membaca gelang
Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai tahanan /
hambatan dalam menahan arus masuk. Pada resistor terdapat gelang warna
yaitu gelang pertama tidak boleh langsung berwarna hitam serta pada
gelang ketiga berwarna emas, perak, tanpa warna ( emas x 1/10 dan perak x
1/100 ). dan resistor memiliki beberapa Ukuran atau jenisnya,..dalam
hal ukuran mulai dari 1/2 , 1/4, 1/8, 2, 3, dan emapat serta jenisnya
berdasarkan jumplah gelang atau pita yang melingkar, ada yang 4 gelang, 5
gelang. Gelang terakhir sebagai toleransi penghitungan,……serta memiliki
satuan seperti, OHM, KILO, MEGA,
anda bisa menggunakan software
ResistrorCC atau bisa download
disini
perhatikan gambar dibawah ini,….
Dan Simbol Resistor dalam dunia electronika arus lemah adalah seperti gambar berikut:
Kita bisa menentukan nilai berapakah resistansi pada
Resistor tersebut dengan mengetahui warna gelang yang ada pada body komponen tersebut.
sebagai acuan kita bisa lihat penjelasan seperti gambar berikut ini
Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai tahanan /
hambatan dalam menahan arus masuk. Pada resistor terdapat gelang warna
yaitu gelang pertama tidak boleh langsung berwarna hitam serta pada
gelang ketiga berwarna emas, perak, tanpa warna ( emas x 1/10 dan perak x
1/100 ). dan resistor memiliki beberapa Ukuran atau jenisnya,..dalam
hal ukuran mulai dari 1/2 , 1/4, 1/8, 2, 3, dan emapat serta jenisnya
berdasarkan jumplah gelang atau pita yang melingkar, ada yang 4 gelang, 5
gelang. Gelang terakhir sebagai toleransi penghitungan,……serta memiliki
satuan seperti, OHM, KILO, MEGA,
perhatikan gambar dibawah ini,….
Satuan Simbol
Resistor.
Jenis Ukuran Resistor
Gambar Ukuran Resitor.
Tabel Warna.
Nilai Warna Pada Resistor
Pengkodean Warna
Penghitungan Warna dan Toleransi
Label, Skema atau gambar di atas smuanya menunjukan Nilai dan Pengkodean setiap Gelang warna yang ada pada resistor.
Sebagai Pembelajaran Perhatikan Tabel dibawah ini ;
No |
Susunan Warna |
Nilai |
Keterangan |
1. |
Coklat, Hitam, emas, emas |
1 Ohm |
Bertorleransi 5% |
2. |
Coklat, Hitam, Hitam, Emas |
10 Ohm |
Bertorleransi 5% |
3. |
Coklat, Hitam , Orange, Emas |
10 K / Kilo |
Bertorleransi 5% |
4. |
Coklat, Hitam, Kuning, Emas |
100 K / Kilo |
Bertorleransi 5% |
5. |
Coklat, Hitam, Biru, Emas |
10 Mega |
Bertorleransi 5% |
6. |
Coklat, Hitam, Emas, Perak |
1,0 Ohm |
Bertorleransi 10% |
7. |
Orange, Putih, Emas, Perak |
3,9 Ohm |
Bertorleransi 10% |
8. |
Hijau, Hitam, Perak, Emas |
0,5 Ohm |
Bertorleransi 5% |