Soal
Jawablah dengan benar!
11.
Cari informasi di internet tentang cara
men-solder yang benar(lebih baik yang ada gambarnya)!
22.
Cari anformasi di internet bagaimana cara
mengecek kapasitor apakah masih dalam kondisi baik/buruk dengan menggunakan
multitester
13.
Terangkan tentang transistor dan kaki-kaki pada
transistor (disertai gambar)!
44
Cari informasi di internet bagaimana cara
mengecek transistor apakah masih dalam kondisi baik/rusak!
55
Bagaimana cara mengecek/mengetahui kapasitas
menggunakan multimeter komponen berikut
a.
Resistor
b.
Kapasitor
c.
Transistor
Jawab!!!
1`cara
men-solder yang benar;
Bagi para penggemar elektronika
membuat rangkaian sendiri memiliki kepuasan tersendiri dari pada membeli
rangkaian berupa kit yang siap pakai. Salah satu tantangan bagi para
penggemar elektronika dalam membuat rangkaian sendiri adalah teknik
menyolder. Diantara sekian banyak kegagalan dalam membuat suatu
rangkaian elektronika salah satunya bersumber dari teknik menyolder yang
tidak tepat atau jelek. Untuk itu kali ini Kotretan Hendriono mencoba
membeberkan pengalaman pribadi tentang teknik menyolder yang terbaik.
Deskripsi
Menyolder
merupakan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran cukup tinggi selain
keterampilan tangan dalam menggerakan solder. Dan solder adalah
perangkat wajib yang harus dimiliki dalam tahap penyolderan, namun harus
diperhatikan bahwa salah satu penentu kualitas penyolderan adalah
kualitas soldernya itu sendiri. Papan rangkaian tercetak atau PCB
merupakan lapisan yang sangat peka terhadap panas, jika solder memiliki
tingkat panas yang berlebihan maka lapisan tembaga yang menempel pada
PCB akan mudah untuk terkelupas, selain itu beberapa komponen
elektronika memiliki tingkat panas tertentu sehingga ketika komponen
elektronika tersebut menerima panas yang melebihi kemampuannya maka
komponen akan rusak sebelum digunakan. Sebaliknya jika solder memiliki
tingkat panas yang rendah maka timah tidak mampu merekat kuat pada PCB.
Jika dilihat sepintas sepertinya komponen elektronika tersolder dengan
baik pada PCB namun sebenarnya timah tidak mampu merekat kuat pada PCB
hingga kualitas rangkaian elektronika juga jelek. Hindari menggunakan
solder pistol karena panas pada ujung soldernya tidak mampu di kontrol
dengan baik, kecuali anda sudah profesional dalam mengatur lamanya waktu
solder menempel pada PCB, memahami kualitas komponen dan mengetahui
kualitas timah yang digunakan.
Mengenal Solder dan Peralatan
Solder
biasanya digolongkan menurut dayanya (watt). Padahal penggolongan
seperti ini memiliki tingkat akurasi rendah karena penggolongan sesuai
dengan wattnya itu biasanya tidak menjelaskan effisiensi-nya, besarnya
daya yang disalurkan hingga keujung solder. Harus diperhatikan pula
kapasitas panas dari solder serta waktu naik ke suhu yang stabil. Suhu
maksimum solder yaitu suhu dalam keadaan seimbang, suhu yang dicapai
bila panas yang dibangkitkan solder telah seimbang dengan panas yang
hilang diserap oleh sekelilingnya. Solder yang baik akan menghasilkan
suhu maksimum yang sama untuk suatu model yang sama bila disambungkan ke
tegangan sumber yang sama.
Sumber daya dari solder berasal dari
elemen pemanas yang resistip, maka suhu yang dihasilkan solder dapat
diubah dengan pengaturan tegangan sumber pemanasnya. Untuk menghasilkan
kualitas penyolderan yang baik lebih baik kita memilih jenis solder yang
tingkat panas suhunya dapat diatur baik secara otomatis maupun secara
manual yang mampu disesuaikan dengan kebutuhan.
Suhu solder
ditentukan selain oleh wattnya juga ditentukan oleh besar, bentuk ujung
dan bahan besi yang digunakan. Pemilihan bentuk ujung solder juga
mempengaruhi kualitas penyolderan maka sesuaikan bentuk ujung solder
yang cocok dengan kebutuhan. Tabel dibawah ini menunjukan penggolongan
umum solder sesuai dengan tugas dan wattnya. Perhatikan bahwa pemilihan
solder untuk tugas tertentu harus dimulai dari solder dengan watt
rendah, jika tidak memadai maka secara bertahap barulah memilih solder
dengan daya yang lebih besar.
Keselamatan Kerja
- Gunakan kacamata polycarbonate atau yang sejenis untuk melindungi mata dari asap solder
- Jangan pernah menyentuh elemen pemanas atau ujung dari solder
- Selalu kembalikan solder pada stand soder setelah digunakan atau ketika tidak digunakan
- Lakukan penyolderan pada area yang cukup ventilasi
- Cuci tangan ketika selesai mengerjakan penyolderan
Persiapan Penyolderan
Ujung
solder atau ada yang menyebutnya paku solder memiliki peranan penting
dalam tahap penyolderan, untuk itu sangat dianjurkan untuk memilih ujung
solder yang dilapisi (disepuh) besi atau baja selain lebih tahan lama
juga lebih mudah dalam pemeliharaannya dari pada ujung solder tembaga
telanjang tanpa disepuh. Ujung solder yang dilapis besi tidak boleh
diampelas atau dikikir karena hal tersebut dapat mengikis/merusak
lapisan besinya.
Ujung
tembaga tanpa pelapis alias telanjang harus benar-benar terpelihara
dengan baik, bersih dan berlapis timah. Bila terdapat lapisan-lapisan
kerak hitam maka harus segera dikikir atau diampelas sehingga ujungnya
menjadi bersih dan licin. Ujung solder yang kotor akan mempersulit
rambatan panas dan sulit dalam penyolderan. Periksa dudukan ujung solder
dari kemungkinan longgar, jika longgar segera kecangkan sehingga
effisiensi panas dan rambatan panasnya lebih terjamin.
Lapisi
ujung solder dengan timah saat proses pemanasan dimulai, hal ini untuk
menjaga agar ujung solder tetap bersih. Siapkan lap anti panas untuk
membersihkan ujung solder yang sewaktu-waktu bisa kotor oleh
lapisan-lapisan oksid yang akan muncul saat dilakukan penyolderan.
Jangan pernah menggunakan batu salmiak dalam membersihkan ujung solder
karena hal ini dapat merusak ujung solder dan meninggalkan sisa endapan
disekitar titik solderan.
Jika
ujung solder dari tembaga telanjang tanpa lapisan besi maka setiap
melakukan penyolderan akan mengikis tembaga berupa butiran halus yang
ikut menempel pada PCB dan lama kelamaan pada ujung solder akan
terbentuk kawah. Ampelas atau kikirlah lagi hingga ujung solder menjadi
licin dan lapisi kembali dengan timah.
Gunakanlah jenis timah solder
berkualitas yang terdiri dari campuran timah dengan titik lebur rendah
dan mengandung kolophonium sebagai cairan solder. Timah dipasarkan dalam
bentuk kawat kecil dengan diamater beragam dan digulung. Jangan
sekali-kali menggunakan jenis kawat timah yang tidak berkualitas karena
akan merusak kualitas penyolderan, sehebat apapun kita menyolder,
sebagus apapun solder yang digunakan dan sekuat apapun PCB jika timah
yang digunakan jelek maka hasil solderan pun tetap jelek dan tentunya
kualitas akhir rangkaian elektronik yang mengecewakan.
Proses Penyolderan
Jika
hal diatas sudah dipahami dan dipersiapkan maka mari lanjutkan pada
tahap penyolderan. Perhatikan dengan seksama tahapan dibawah ini dan
hal-hal yang harus dilakukan selama tahap penyolderan.
1. Bersihkan PCB dan Kaki Komponen
Bersihkan
bagian-bagian yang akan disolder baik itu PCB maupun kaki komponen
elektronika dengan ampelas halus atau pisau sehingga lapisan-lapisan
cat, gemuk atau oksida tersingkirkan. Bila menggunakan kawat montase
berisolasi (misal; kawat email) maka kelupaslah dulu isolasinya
sepanjang 6-7mm kemudian ujung kawat dilapis dengan timah.
2. Memasukan Komponen Elektronika pada PCB
Kawat
kaki komponen dimasukan pada lubang PCB dan bengkokan dengan tang
sehingga terdapat pengait mekanis untuk menjaga posisi komponen. Ujung
kawat yang berdiameter besar harus dipasang sedemikian rupa sehingga
penyolderan dapat dilakukan dengan baik.
3. Mengatur Posisi PCB
Aturlah
posisi PCB dan titik solderan sehingga cairan timah dapat mengalir
sendiri ke titik yang diinginkan dengan bantuan gravitasi bumi.
4. Memanaskan PCB dan Kaki Komponen
Letakan
bagian datar dari ujung solder ke sisi yang lebar pada PCB sehingga
penyaluran panas terjadi melalui permukaan yang paling luas.
5. Menambahkan Timah pada Titik Solderan
Berikan
timah pada titik solderan dan usahakan lapisan kolophonium lebih dulu
mencair baru kemudian timah. Jumlah timah yang dilebur pada titik
solderan tidaklah harus memenuhi lingkaran pad PCB.
6. Menarik Timah Solder
Setelah
jumlah timah yang meleleh dirasa cukup, singkirkan timah dari titik
solderan. Tahan ujung solder pada titik solderan sampai timah meresap
pada semua bagian solderan. Setelah itu tarik ujung solder dari titik
solderan dan biarkan beberapa saat untuk proses pendinginan.
7. Mendinginkan Titik Solderan
Selama
pendinginan, titik penyolderan tidak boleh terguncang untuk menghindari
penyolderan dingin. Penyolderan dingin dapat dilihat dari permukaan
timah pada titik solderan yang menjadi buram.
8. Penyolderan Dingin
Penyolderan
dingin juga dapat terjadi akibat ujung solder yang kurang panas,
terlalu cepat ditarik dari titik penyolderan dan kualitas timah yang
jelek. Timah terlihat menempel berupa tetesan pada PCB, solderan seperti
ini sangatlah rapuh.
9. Perbaikan Solderan Dingin
Penyolderan
dingin bisa saja terjadi maka untuk mengatasinya lakukan pemanasan
menggunakan ujung solder pada titik solderan yang akan diperbaiki
kemudian tambahkan timah hingga timah meresap pada titik solderan.
Ketika dingin pastikan permukaan titik solderan licin dan mengkilap.
10. Perhatikan!
Untuk
menyolder komponen semikonduktor gunakanlah solder yang panas dan
lakukan dengan cepat. Hindari menggunakan solder yang dingin yang justru
membuat proses penyolderan menjadi lebih lama kecuali dalam kondisi
tertentu yang mengharuskan menggunakan solder yang lebih dingin.
2.Cara Mengetahui apakah kapasitor baik atau tidak
kapasitor adalah salah satu komponen elektronika yang paling banyak
digunakan, untuk itu penting untuk mengetahui apakah sebuah kapasitor
masih baik atau tidak, adapun langkah untuk menguji kapasitor adalah
sebagai berikut: sebagi catatn hal ini dilakukan jika kita hanya
memiliki AVO meter untuk mengujinya;
Langkah pertama hubungkan
terlebih dahulu kedua kaki kapasitor untuk menghilangkan muatan yang ada
pada pada kapasitor. kemudian atur switch selectorAVO pada posisi ohm,
kemudian hubungkan probe pada kaki-kaki kapasitor dan amati gerakan
jarum AVO, pada kapasitor yang baik maka jarum akan bergerak dan kembali
lagi ke nol, jika jarum bergerak tetapi tidak kembali lagi ke nol atau
menunjukkan nilai tertentu maka kapasitor tersebut sudah rusak.
jika
diketahui baik maka lakukan pengukuran sekali lagi dengan polaritas
yang sama, pada pengukuran kedua ini jarum harus tidak bergerak atau
hanya bergerak sedikit saja, karena kapasitor yang baik akan menyimpan
muatannya.
Transistor NPN dapat dianggap sebagai dua diode adu punggung tunggal
anode. Pada penggunaan biasa, pertemuan p-n emitor-basis dipanjar maju
dan pertemuan basis-kolektor dipanjar mundur. Dalam transistor NPN,
sebagai contoh, jika tegangan positif dikenakan pada pertemuan
basis-emitor, keseimbangan di antara pembawa terbangkitkan kalor dan
medan listrik menolak pada daerah pemiskinan menjadi tidak seimbang,
memungkinkan elektron terusik kalor untuk masuk ke daerah basis.
Elektron tersebut mengembara (atau menyebar) melalui basis dari daerah
konsentrasi tinggi dekat emitor menuju konsentrasi rendah dekat
kolektor. Elektron pada basis dinamakan pembawa minoritas karena basis
dikotori menjadi tipe-p yang menjadikan lubang sebagai pembawa mayoritas
pada basis. Daerah basis pada transistor harus dibuat tipis, sehingga
pembawa tersebut dapat menyebar melewatinya dengan lebih cepat daripada
umur pembawa minoritas semikonduktor untuk mengurangi bagian pembawa
yang bergabung kembali sebelum mencapai pertemuan kolektor-basis. Untuk
memastikannya, ketebalan basis dibuat jauh lebih rendah dari panjang
penyebaran dari elektron. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik,
jadi sedikit sekali injeksi elektron yang terjadi dari kolektor ke
basis, tetapi elektron yang menyebar melalui basis menuju kolektor
disapu menuju kolektor oleh medan pada pertemuan kolektor-basis.
3.Pengendalian tegangan, arus dan muatan
Arus kolektor-emitor dapat dipandang sebagai terkendali arus
basis-emitor (kendali arus) atau tegangan basis-emitor (kendali
tegangan). Pandangan tersebut berhubungan dengan hubungan arus-tegangan
dari pertemuan basis-emitor, yang mana hanya merupakan kurva
arus-tegangan eksponensial biasa dari diode pertemuan p-n.
[1] Penjelasan fisika untuk arus kolektor adalah jumlah muatan pembawa minoritas pada daerah basis.
[1][2][3] Model mendetail dari kerja transistor,
model Gummel–Poon, menghitung distribusi dari muatan tersebut secara eksplisit untuk menjelaskan perilaku transistor dengan lebih tepat.
[4]
Pandangan mengenai kendali-muatan dengan mudah menangani
transistor-foto, dimana pembawa minoritas di daerah basis dibangkitkan
oleh penyerapan foton, dan menangani pematian dinamik atau waktu pulih,
yang mana bergantung pada penggabungan kembali muatan di daerah basis.
Walaupun begitu, karena muatan basis bukanlah isyarat yang dapat diukur
pada saluran, pandangan kendali arus dan tegangan biasanya digunakan
pada desain dan analisis sirkuit. Pada desain sirkuit analog, pandangan
kendali arus sering digunakan karena ini hampir linier. Arus kolektor
kira-kira
kali lipat dari arus basis. Beberapa sirkuit dasar dapat didesain
dengan mengasumsikan bahwa tegangan emitor-basis kira-kira tetap, dan
arus kolektor adalah beta kali lipat dari arus basis. Walaupun begitu,
untuk mendesain sirkuit BJT dengan akurat dan dapat diandalkan,
diperlukan model kendali-tegangan (sebagai contoh
model Ebers–Moll)
[1].
Model kendali-tegangan membutuhkan fungsi eksponensial yang harus
diperhitungkan, tetapi jika ini dilinierkan, transistor dapat dimodelkan
sebagai sebuah transkonduktansi, seperti pada
model Ebers–Moll,
desain untuk sirkuit seperti penguat diferensial menjadi masalah
linier, jadi pandangan kontrol-tegangan sering diutamakan. Untuk sirkuit
translinier, dimana kurva eksponensiak I-V adalah kunci dari operasi,
transistor biasanya dimodelkan sebagai terkendali tegangan dengan
transkonduktansi sebanding dengan arus kolektor.
Tundaan penghidupan, pematian dan penyimpanan
Transistor dwikutub mengalami beberapa karakteristik tundaan ketika
dihidupkan dan dimatikan. Hampir semua transistor, terutama transistor
daya, mengalami waktu simpan basis yang panjang sehingga membatasi
frekuensi operasi dan kecepatan pensakelaran. Salah satu cara untuk
mengurangi waktu penyimpanan ini adalah dengan menggunakan
penggenggam Baker.
Parameter alfa (α) dan beta (β) transistor
Perbandingan elektron yang mampu melintasi basis dan mencapai
kolektor adalah ukuran dari efisiensi transistor. Pengotoran cerat pada
daerah emitor dan pengotoran ringan pada daerah basis menyebabkan lebih
banyak elektron yang diinjeksikan dari emitor ke basis daripada lubang
yang diinjeksikan dari basis ke emitor. Penguatan arus moda tunggal
emitor diwakili oleh β
F atau h
fe, ini kira-kira
sama dengan perbandingan arus DC kolektor dengan arus DC basis dalam
daerah aktif-maju. Ini biasanya lebih besar dari 100 untuk transistor
isyarat kecil, tapi bisa sangat rendah, terutama pada transistor yang
didesain untuk penggunaan daya tinggi. Parameter penting lainnya adalah
penguatan arus tunggal-basis, α
F. Penguatan arus
tunggal-basis kira-kira adalah penguatan arus dari emitor ke kolektor
dalam daerah aktif-maju. Perbandingan ini biasanya mendekati satu, di
antara 0,9 dan 0,998. Alfa dan beta lebih tepatnya berhubungan dengan
rumus berikut (transistor NPN):
-
Struktur
Irisan transistor NPN yang disederhanakan
Kepingan transistor NPN frekuensi tinggi KSY34, basis dan emitor disambungkan melalui ikatan kawat
BJT terdiri dari tiga daerah semikonduktor yang berbeda pengotorannya, yaitu daerah
emitor, daerah
basis dan daerah
kolektor.
Daerah-daerah tersebut adalah tipe-p, tipe-n dan tipe-p pada transistor
PNP, dan tipe-n, tipe-p dan tipe-n pada transistor NPN. Setiap daerah
semikonduktor disambungkan ke saluran yang juga dinamai
emitor (E),
basis (B) dan
kolektor (C).
Basis secara fisik terletak di antara
emitor dan
kolektor, dan dibuat dari bahan
semikonduktor
terkotori ringan resistivitas tinggi. Kolektor mengelilingi daerah
emitor, membuat hampir tidak mungkin untuk mengumpulkan elektron yang
diinjeksikan ke daerah basis untuk melarikan diri, membuat harga α
sangat dekat ke satu, dan juga memberikan β yang lebih besar. Irisan
dari BJT menunjukkan bahwa pertemuan kolektor-basis jauh lebih besar
dari pertemuan kolektor-basis. Transistor pertemuan dwikutub tidak
seperti transistor lainnya karena biasanya bukan merupakan peranti
simetris. Ini berarti dengan mempertukarkan kolektor dan emitor membuat
transistor meninggalkan moda aktif-maju dan mulai beroperasi pada moda
terbalik. Karena struktur internal transistor dioptimalkan untuk operasi
moda aktif-maju, mempertukarkan kolektor dan emitor membuat harga α dan
β pada operasi mundur jauh lebih kecil dari harga operasi maju,
seringkali α bahkan kurang dari 0.5. Buruknya simetrisitas terutama
dikarenakan perbandingan pengotoran pada emitor dan kolektor. Emitor
dikotori berat, sedangkan kolektor dikotori ringan, memungkinkan
tegangan panjar terbalik yang besar sebelum pertemuan kolektor-basis
bobol. Pertemuan kolektor-basis dipanjar terbalik pada operasi normal.
Alasan emitor dikotori berat adalah untuk memperbesar efisiensi injeksi,
yaitu perbandingan antara pembawa yang diinjeksikan oleh emitor dengan
yang diinjeksikan oleh basis. Untuk penguatan arus yang tinggi, hampir
semua pembawa yang diinjeksikan ke pertemuan emitor-basis harus datang
dari emitor. Perubahan kecil pada tegangan yang dikenakan membentangi
saluran basis-emitor menyebabkan arus yang mengalir di antara emitor dan
kolektor untuk berubah dengan signifikan. Efek ini dapat digunakan
untuk menguatkan tegangan atau arus masukan. BJT dapat dianggap sebagai
sumber arus terkendali tegangan, lebih sederhana dianggap sebagai sumber arus terkendali arus, atau penguat arus, dikarenakan rendahnya
impedansi pada basis. Transistor-transistor awal dibuat dari
germanium tetapi hampir semua BJT modern dibuat dari
silikon. Beberapa transistor juga dibuat dari
galium arsenid, terutama untuk penggunaan kecepatan tinggi.
NPN
Struktur dasar transistor NPN
NPN adalah satu dari dua tipe BJT, dimana huruf N dan P menunjukkan
pembawa muatan mayoritas pada daerah yang berbeda dalam transistor.
Hampir semua BJT yang digunakan saat ini adalah NPN karena pergerakan
elektron dalam semikonduktor jauh lebih tinggi daripada pergerakan
lubang, memungkinkan operasi arus besar dan kecepatan tinggi. Transistor
NPN terdiri dari selapis semikonduktor tipe-p di antara dua lapisan
tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada tunggal emitor dikuatkan di
keluaran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika
tegangan basis lebih tinggi daripada emitor. Tanda panah dalam simbol
diletakkan pada kaki emitor dan menunjuk keluar (arah aliran arus
konvensional ketika peranti dipanjar maju).
PNP
Jenis lain dari BJT adalah PNP.
Struktur dasar transistor PNP
Transistor PNP terdiri dari selapis semikonduktor tipe-n di antara
dua lapis semikonduktor tipe-p. Arus kecil yang meninggalkan basis pada
moda tunggal emitor dikuatkan pada keluaran kolektor. Dengan kata lain,
transistor PNP hidup ketika basis lebih rendah daripada emitor. Tanda
panah pada simbol diletakkan pada emitor dan menunjuk kedalam.
Transistor dwikutub pertemuan-taksejenis
Jalur dalam transistor dwikutub pertemuan-taksejenis. Penghalang
menunjukkan elektron untuk bergerak dari emitor ke basis, dan lubang
untuk diinjeksikan kembali dari basis ke emitor.
Transistor dwikutub pertemuan-taksejenis (
HBT) adalah sebuah penyempurnaan BJT sehingga dapat menangani isyarat frekuensi sangat tinggi hingga beberapa ratus
GHz. Sekarang sering digunakan dalam sirkuit ultracepat, terutama sistem RF.
[5][6]
Transistor pertemuan-taksejenis mempunyai semikonduktor yang berbeda
untuk tiap unsur dalam transistor. Biasanya emitor dibuat dari bahan
yang memiliki celah-jalur lebih besar dari basis. Ilustrasi menunjukkan
perbedaan celah-jalur memungkinkan penghalang lubang untuk
menginjeksikan lubang kembali ke basis (diperlihatkan sebagai Δφ
p), dan penghalang elektron untuk menginjeksikan ke basis (Δφ
n).
Susunan penghalang ini membantu mengurangi injeksi pembawa minoritas
dari basis ketika pertemuan emitor-basis dipanjar terbalik, dan dengan
demikian mengupansi arus basis dan menaikkan efisiensi injeksi emitor.
Injeksi pembawa menuju ke basis yang telah diperbaiki memungkinkan basis
untuk dikotori lebih berat, menghasilkan resistansi yang lebih rendah
untuk mengakses elektrode basis. Dalam BJT tradisional, atau BJT
pertemuan-sejenis, efisiensi injeksi pembawa dari emitor ke basis
terutama dipengaruhi oleh perbandingan pengotoran di antaran emitor dan
basis, yang berarti basis harus dikotori ringan untuk mendapatkan
efisiensi injeksi yang tinggi, membuat resistansioya relatif tinggi.
Sebagai tambahan, pengotoran basis yang lebih tinggi juga memperbaiki
karakteristik seperti tegangan mula dengan membuat basis lebih sempit.
Pembedaan tingkat komposisi dalam basis, misalnya dengan menaikkan
jumlah germanium secara progresif pada transistor
SiGe, menyebabkan gradien dalam celah-jalur di basis netral (ditunjukkan sebagai Δφ
G),
memberikan medan terpatri di dalam yang membantu pengangkutan elektron
melewati basis. Komponen alir tersebut membantu pengangkutan sebaran
normal, menaikkan respons frekuensi transistor dengan memperpendek waktu
pemindahan melewati basis. Dua HBT yang paling sering digunakan adalah
silikon-germanium dan aluminium arsenid, tetapi jenis semikonduktor lain
juga bisa digunakan untuk struktur HBT. Struktur HBT biasanya dibuat
dengan teknik
epitaksi, seperti
epitaksi fase uap logam-organik dan
epitaksi sinar molekuler.
Daerah operasi
Batas operasi aman transistor, biru: batas I
C maksimum, merah: batas V
CE maksimum, ungu: batas daya maksimum
Transistor dwikutub mempunyai lima daerah operasi yang berbeda, terutama dibedakan oleh panjar yang diberikan:
- Aktif-maju (atau aktif saja): pertemuan emitor-basis
dipanja maju dan pertemuan basis-kolektor dipanjar mundur. Hampir semua
transistor didesain untuk mencapai penguatan arus tunggal emitor yang
terbesar ()
dalam moda aktif-maju. in forward-active mode. Dalam keadaan ini arus
kolektor-emitor beberapa kali lipat lebih besar dari arus basis.
- Aktif-mundur (atau aktif-terbalik atau terbalik):
dengan membalik pemanjaran pada moda aktif-maju, transistor dwikutub
memasuki moda aktif-mundur. Pada moda ini, daerah emitor dan kolektor
bertukar fungsi. Karena hampir semua BJT didesain untuk penguatan arus
moda aktif-maju yang maksimal,
pada moda terbalik beberapa kaki lipat lebih rendah. Moda transistor
ini jarang digunakan, dan hanya diperhitungkan untuk kondisi kegagalan
dan untuk beberapa jenis logika dwikutub. Tegangan tembus panjar
terbalik pada basis mungkin lebih rendah pada moda ini.
- Jenuh: dengan semua pertemuan dipanjar maju, BJT memasuki
moda jenuh dan memberikan konduksi arus yang besar dari emitor km
kolektor. Moda ini berkorespondensi dengan logika hidup, atau sakelar
yang tertutup.
- Putus: pada keadaan putus, pemanjaran bertolak belakang
dengan keadaan jenuh (semua pertemuan dipanjar terbalik). Arus yang
mengalir sangat kecil, dengan demikian berkorespondensi dengan logika
mati, atau sakelar yang terbuka.
- Tembusan bandang
Walaupun daerah-daerah tersebut didefinisikan dengan baik untuk
tegangan yang cukup besar, mereka bertumpang tindih jika tegangan panjar
yang dikenakan terlalu kecil (kurang dari beberapa ratus milivolt).
Transistor dalam moda aktif-maju
Transistor BJT NPN dalam moda aktif-maju
Diagram disamping menunjukkan transistor NPN disambungkan ke dua
sumber tegangan. Untuk membuat transistor menghantar arus yang kentara
dari C ke E,
harus diatas harga minimum yang sering disebut sebagai
tegangan potong.
Tegangan potong biasanya kira-kira 600 mV untuk BJT silikon pada suhu
ruang, tetapi ini juga bisa berbeda-beda bergantung pada tipe transistor
dan teknik pemanjaran. Tegangan yang dikenakan ini membuat pertemuan
P-N bagian bawah berubah menjadi hidup dan memungkinkan aliran elektron
dari emitor ke basis. Pada moda aktif, medan listrik yang terdapat di
antara basis dan kolektor (disebabkan oleh
)
akan menyebabkan mayoritas elektron untuk melintasi pertemuan P-N
bagian atas menuju ke kolektor untuk membentuk arus kolektor
.
Elektron yang tertinggal bergabung kembali dengan lubang yang merupakan
pembawa mayoritas pada basis sehingga menimbulkan arus melalui
sambungan basis untuk membentuk arus basis,
. Seperti yang diperlihatkan pada diagram, arus emitor
, adalah arus transistor total, yang merupakan penjumlahan arus saluran lainnya
.
Pada diagram, tanda panah menunjukkan arah dari arus konvensional,
aliran elektron mengalir berlawanan dengan tanda panah. Pada moda aktif,
perbandingan dari arus kolektor-ke-basis dengan arus basis disebut
dengan
penguatan arus DC. Pada perhitungan, harga dari penguatan arus DC disebut dengan
, dan harga penguatan arus AC disebut dengan
. Walaupun begitu, ketika cakupan frekuensi tidak diperhitungkan, simbol
sering digunakan. Perlu diperhatikan bahwa arus emitor berhubungan dengan
secara eksponensial. Pada suhu ruang, peningkatan
sebesar kurang-lebih 60 mV meningkatkan arus emitor dengan faktor 10
kali lipat. Kerena arus basis kurang lebih sebanding dengan arus
kolektor dan emitor, ini juga berubah dengan fungsi yang sama. Untuk
transistor PNP, secara umum cara kerjanya adalah sama, kecuali polaritas
tegangan panjar yang dibalik dan fakta bahwa pembawa muatan mayoritas
adalah lubang elektron.
Transistor PNP dalam moda aktif-maju
Transistor PNP moda aktif
Sejarah
Transistor dwikutub titik-sentuh diciptakan pada
Desember 1947[7] di
Bell Telephone Laboratories oleh
John Bardeen dan
Walter Brattain dibawah arahan
William Shockley. Versi pertemuan diciptakan pada tahun
1948[8]. Setelah menjadi peranti pilihan untuk berbagai rangkaian, sekarang penggunaannya telah banyak digantikan oleh
FET, baik pada sirkuit digital (oleh
CMOS) ataupun sirkuit analog (oleh
MOSFET dan
JFET).
1.
germanium
sering digunakan pada tahun 1950-an dan 1960-an. Karena transistor
jenis ini mempunyai tegangan potong yang rendah, membuatnya cocok untuk
beberapa penggunaan isyarat tegangan rendah. Transistor ini memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mengalami
thermal runaway.
Cara Mengecek Transistor dengan AVO Meter | Sebelumnya kita sudah mempelajari bagaimana
fungsi multimeter dan cara menggunakannya.
AVO meter adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur Arus
listrik (Ampere), Hambatan listrik (Ohm) dan tegangan listrlk (volt),
jadi bisa kita simpulkan bahwa Avo meter merupakan paket alat ukur yang
multi fungsi (
Multimeter).
Pada tulisan kali ini kita bahas khusus cara mengukur
Transistor (menentukan kaki-kaki transistor, menentukan jenis transistor dan men-cek transistor dalam kondisi baik atau sudah rusak).
Kita ketahui bahwa Transistor ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga prisip
pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor.
|
Menguji transistor |
1. Menguji transistor jenis NPN
Sakelar jangkah pada x100 ,
- Penyidik hitam pada Basis, Penyidik merah
pada Kolektor, jarum harus bergerak ke kanan
- Penyidik hitam tetap pada Basis, Penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum
harus bergerak ke kanan lagi.
- Penyidik merah dipindah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak bergerak
- Penyidik merah tetap pada Basis Penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus tidak bergerak.
Saklar jangkah pada 1 k,
- Penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah pada
emitor, jarum harus sedikit bergerak ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak bergerak.
2. Menguji transistor jenis PNP
Sakelar jangkah pada x100
- Penyidik hitam pada Basis, Penyidik merah
pada Kolektor, jarum harus tidak bergerak
- Penyidik hitam tetap pada Basis, Penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum
harus tidak bergerak
- Penyidik merah dipindah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus bergerak
- Penyidik merah tetap pada Basis Penyidik hitam dipindah ke Emitor harus bergerak.
Saklar jangkah pada 1 k,
- Penyidik hitam ditempel pada kolektor dan merah pada
emitor, jarum harus sedikit bergerak ke kanan dan bila dibalik jarum harus tidak bergerak.
Kesimpulan : Apaila salah satu peristiwa/pengujian diatas tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak, dan dengan cara pengujian diatas kita juga bisa menentukan posisi/letak kaki-kaki tranistor (
basis, kolektor dan emitor)
3. Menguji Transistor FET
Penentuan jenis FET dilakukan dengan saklar jangkah pada x100 penyidik
hitam pada Source dan merah pada Gate. Bila jarum menyimpang, maka janis
FET adalah kanal P dan bila tidak, FET adalah kanal N
|
Menguji Transistor Jenis FET |
Kerusakan FET dapat diamati dengan rangkaian pada gambar diatas. Dengan
Mengunakan potensiometer dan dirangkai seperti gambar, Saklar Jangkah
diletakkan pada
x1k atau x10k, potensio pada minimum, resistansi harus kecil. Bila
potensio diputar ke kanan, resistansi harus tak terhingga. Bila
peristiwa ini tidak terjadi, maka kemungkinan FET rusak
4. Menguji Transistor UJT
Cara kerja UJT (Uni Junktion Transistor) adalah seperti switch, UJT kalau masih bisa on off
berarti masih baik.
Saklar Jangkah pada 10 VDC dan potensio pada minimum, tegangan harus
kecil. Setelah potensio diputar pelan-pelan jarum naik sampai posisi
tertentu dan kalau diputar terus jarum tetap disitu. Bila jaum diputar
pelan-pelan ke arah minimum lagi, pada suatu posisi tertentu tiba-tiba
jarum bergerak ke kiri dan bila putaran potensio diteruskan sampai
minimum jarum tetap disitu. Bila peristiwa tersebut terjadi, maka UJT
masih baik.
4. bagaimana cara
mengecek transistor apakah masih dalam kondisi baik/rusak!;
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
ransistor adalah termasuk komponen utama dalam elektronika. Transistor terbuat
dari 2 dioda germanium
yang
disatukan. Tegangan kerja transistor sama dengan dioda yaitu 0,6 volt.
Saat ini hampir semua perangkat elektronika menggunakan transistor
sebagai komponen utama selain IC. Transistor juga merupakan komponen
yang paling rawan mengalami kerusakan, karena kelemahan yang
dimilikinya. Nah, bagaimana cara mengetahui dan mengetes kerusakan
transistor tersebut ? Silahkan simak terus
artikel berikut.
Transistor memiliki 3
kaki yaitu :
- EMITOR (E)
- BASIS (B)
- COLECTOR (C)
Jenis transistor ada 2 yaitu :
- Transistor PNP (anoda katoda anoda / kaki katoda yang disatukan)
- Transistor NPN (katoda anoda katoda / kaki anoda yang disatukan)
Contoh transistor : C 828, FCS 9014, FCS 9013, TIP 32, TIP 31, C5149, C5129, C5804, BU2520DF, BU2507DX, dll
Simbol di rangkaian : “Q”, simbol gambarnya dibawah ini :
Menentukan Kaki Transistor
Menentukan Kaki Basis
Putar batas ukur pada Ohmmeter X10 atau X100.
Misalkan kaki transistor kita namakan A, B, dan C.
Bila probe merah / hitam => kaki A dan probe lainnya => 2 kaki lainnya secara bergantian
jarum bergerak semua dan jika dibalik posisi hubungnya tidak bergerak semua maka itulah kaki BASIS.
Menentukan Kaki Colector NPN
Putar batas ukur pada Ohmmeter X1K atau X10K.
Bila probe merah => kaki B dan probe hitam => kaki C. Kemudian
kaki A (basis) dan kaki B dipegang dengan tangan tapi antar kaki jangan
sampai terhubung. Bila jarum bergerak sedikit berarti kaki B itulah kaki
COLECTOR.
Jika kaki basis dan colector sudah diketahui berarti kaki satunya adalah emitor.
Mengukur Transistor Dengan Multitester
Batas ukur pada Ohmmeter X10 / X100
- TRANSISTOR PNP
- TRANSISTOR NPN
- TRANSISTOR NPN DENGAN DUMPER
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
Transistor memiliki 3
buah kaki yang tidak boleh terbalik dalam pemasangannya dirangkaian
elektronika. Kaki transistor ada 3 buah yaitu basis, emitor dan
kolektor, untuk mengetahui kaki-kaki transistor tersebut dapat melihat
data sheet atau menggunakan multimeter. Secara umum transistor dikemas
dalam beberapa varian yg sudah dapat dipastikan tiap kakinya secara
kasat mata. Berikut adalah referensi bentuk kemasan transistor yang
langsung dapat kita ketahui kaki basis, kolektor dan emeitor tanpa harus
menentukannya dengan alat ukur.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
Apabila kita tidak memiliki gambar referensi kemasan transistor diatas
maka dapat menetukan kaki transistor dengan multimeter. Menentukan kaki
transistor dimulai dengan menentukan kaki basis sekaligus menentukan
jenis transistor yang dilakukan dengan seting multimeter pada Ohm meter
dan mengukur resistansi antar kaki transistor sebagai berikut.
mengetahui kaki transistor,menentukan kaki transistor,mengukur
transistor,memilih kaki transistor,identifikasi kaki
transistor,mengetest kaki transistor,menetukan jenis
transistor,mengetaui jenis transistor,menentukan basis
transistor,menentukan emitor transistor,mengetahui basis emitor
kolektor,kaki transistor,urutan kaki transistorpin tansistor,mengukur
kaki transistor
1. Menentukan Kaki Basis, Sekaligus Menentukan Jenis Transistor
Untuk menentukan kaki basis kita harus tau karakter kaki basis ini,
yaitu memiliki hubungan fordward bias pada basis ke kolektor dan basis
ke emitor serta refervse bias dari kolektor ke basis dan emitor ke basis
pada jenis transistor NPN dan kondis sebaliknya pada jenis PNP.
Pada tahap ini kita harus memisalkan kaki-kaki transistor tersebut
dengan nama lain, sebagai contoh kaki 1 kaki 2 dan kaki 3. Kemudian set
multimeter ke Ohm meter x10 atau x100 kemudian kita cari kaki basis
dengan :
Hubungkan probe merah ke salah satu kaki, misal kaki 1 kemudian probe
hitam dihubungkan ke kedua kaki yang lain, apabila multimeter memberikan
nilai ukur resistansi yang rendah (jarum bergerak lebar) pada keduanya
maka kaki 1 adalah kaki basis untuk transistor PNP. Dan NPN apabila
probe pada posisi kaki 1 adalah probe hitam dengan hasil ukur seperti
sebelumnya. Jika hanya pada satu kaki 2 atau 3 saja yang bergerak
kemungkinan basis nya 2 atau 3. Ulangi, carilah konfigurasi sampai
diketemukan jarum meter bergerak semua. Pastikan basis sudah ketemu dan
jenis transistor NPN atau PNP
NPN : Kaki basis probe hitam, kaki emitor dan kolektor probe merah
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe merah, kaki
emitor dan kolektor probe hitam jarum tidak bergerak.
PNP: Kaki basis probe merah, kaki emitor dan kolektor probe hitam
maka jarum bergerak. kemudian bila dibalik kaki basis probe hitam, kaki
emitor dan kolektor probe merah jarum tidak bergerak.
2. Menentukan Kaki Kolektor Dan Emitor
Kaki basis sudah ditentukan kemudian kita dapat menetukan kaki kolektor
dan emitor dengan konsep transistor sebagai saklar. Untuk menetukan kaki
kolektor dan emitor seting multmeter di pindah ke Ohm meter x10KOhm,
Kemudian lakukan teknik berikut.
Misalnya transistor NPN. Hubungkan probe hitam pada salah satu kaki
selain basis dengan cara menempelkan probe bersama jari tangan kita
(probe dan kaki transistor dipegang jadi satu)
Hubungkan probe merah pada kaki yang lain (juga selain basis) dan
jangan disentuh dengan jari tangan.
Sentuh kaki basis dengan jari tangan. Jika jarum meter tidak
bergerak, balik posisinya ke kaki yang lain. Sentuh kembali kaki basis
dengan jari tangan. Jika jarum meter bergerak cukup lebar maka bisa
dipastikan kaki yang dipegang bersama probe hitam adalah kolektor, kaki
yang lain (probe merah) adalah emitor
Untuk transistor PNP caranya sama cuma posisi probe merah dan probe
hitam dibalik.
Untuk kaki emitor pada kemasan tertentu biasanya ditandai sirip pada
kemasan transistor. Kemudian tanda untuk kaki kolektor adalah huruf c,
tanda titik bulat, titik kotak atau titik segitiga yang berada di
kemasan transistor.
Read more at:
http://elektronika-dasar.com/tutorial/menentukan-kaki-transistor/Copyright © Elektronika Dasar
1. 5.
mengetahui kapasitas menggunakan multimeter
komponen berikut
a.
Resistor
b.
Kapasitor
c.
Transistor
a. Cara Menguji Resistor
Walaupun
komponen ini tidak memiliki kutub negatif dan positif tetapi dengan
multimeter kita akan menguji kualitasnya. Tidak menutup kemungkinan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu
diantaranya karena terbakar/korsleting karena tidak tahan menahan arus
yang lebih besar dari nilainya.
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-).
Langkah-langkah pemeriksaan resistor:
1. Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm.
2. Kalibrasi
dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar
penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control
adjusment untuk menyesuaikan.
3. Setelah itu kita hubungkan pencolok (+) pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain.
4. Perhatikan
jarum penunjuk. Apakah ia bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak
dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum
penunjuk skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
5. Komponen
resistor yang masih baik juga bisa dinilai dengan sama atau tidak
nilai komponen resistor yang tertera pada gelang-gelang warnanya dengan
pengukuran melalui multimeter.
b) Cara Menguji Kondensator (Capasitor)
Caranya adalah dengan langkah-langkah berikut di bawah ini:
1) Mula-mula saklar multimeter diputar ke atas. Tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm
2) Kalibrasi
sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok (+)
dan colok (-) dihubungkan. Putar adjusment untuk menyesuaikan.
3) Hubungkan
colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan colok
(+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum. Apabila bergerrak dan
tidak kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan
kembali tetapi tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan
apabila jarum tidak bergerak sama sekali dipastikan putus
c. Cara Menguji Transistor
Transistor
ekivalen dengan dua buah dioda yang digabung, sehingga prinsip
pengujian dioda diterapkan pada pengujian transistor. Untuk transistor
jenis NPN, pengujian dengan jangkah pada x100, penyidik hitam ditempel
pada Basis dan merah pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Bila
penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum harus ke kanan lagi.
Kemudian
penyidik merah pada Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus tidak
menyimpang dan bila penyidik hitam dipindah ke Emitor jarum juga harus
tidak menyimpang.
Selanjutnya
dengan jangkah pada 1 k penyidik hitam ditempel pada kolektor dan
merah, pada emitor, jarum harus sedikit menyimpang ke kanan dan bila
dibalik jarum harus tidak menyimpang. Bila salah satu peristiwa tersebut
tidak terjadi, maka kemungkinan transistor rusak.
Untuk
transitor jenis PNP, pengujian dilakukan dengan penyidik merah pada
Basis dan hitam pada Kolektor, jarum harus meyimpang ke kanan. Demikian
pula bila penyidik merah dipindah ke Emitor, jarum arus menyimpang ke
kanan lagi. Selanjutnya analog dengan pangujian NPN.
Kita
dapat menggunakan cara tersebut untuk mengetahui mana Basis, mana
Kolektor dan mana Emitor suatu transistor dan juga apakah jenis
transistor PNP atau NPN. Beberapa jenis multimeter dilengkapi pula
fasilitas pengukur hFE, ialah salah parameter penting suatu transistor.
Dengan
circuit seperti pada gambar, dapat diperkirakan bahan transistor.
Pengujian cukup dilakukan antara Basis dan Emitor, bila voltage 0.2 V
germanium dan bila 0.6 V maka kemungkinan silicon